Urashima menunggu sesaat, menunggu ide bagaimana cara yang paling manjur menghentikan kenakalan anak-anak itu. Dia berpikir akan mencoba membujuk anak-anak itu untuk memberikan saja kura-kura itu padanya, lalu ia pun tersenyum pada mereka dan berkata:
"Aku yakin, kalian semua ini adalah anak-anak yang manis, anak-anak yang berhati-hati!Nah, bagaimana kalau kalian berikan saja kura-kura itu padaku? aku ingin sekali memilikinya"
"Aku yakin, kalian semua ini adalah anak-anak yang manis, anak-anak yang berhati-hati!Nah, bagaimana kalau kalian berikan saja kura-kura itu padaku? aku ingin sekali memilikinya"
"Tidak. Kami tidak akan memberikan kura-kura in," balas salah satu diantara mereka. "Kenapa harus kami berikan? kami sendiri yang menangkapnya."
"Yang kau katakan itu benar," ujar Urashima, "tapi aku tak meminta kalian memberikannya untukku tanpa imbalan apa-apa. Aku akan memberi kalian uang sebagai pengganti kura-kura itu. Dengan kata lain, Ojisan (Paman) akan membelinya dari kalian. Bagaimana menurut kalian?" Lalu ditunjukkan uangnya pada anak-anak itu, uang yang teruntai pada tali yang terpasang melewati lubang kecil di tengah-tengah masing-masing koin uang itu. "Lihat ini, anak-anak, kalian bisa membeli apapun yang kalian suka dengan uang ini. Kalian bisa lebih bersenang-senang lagi dengan uang ini dari pada yang kalian lakukan sekarang pada kura-kura malang itu. Ayo tunjukan kalau kalian ini anak-anak yang baik dengan menuruti kata-kataku ini"
Anak-anak itu bukan anak-anak yang betul-betul nakal, mereka ini hanya iseng belaka, dan ketika Urashima berbicara, kata-katanya itu manjur dan anak-anak itu kemudian takluk oleh senyum tulus Urashima serta tutur sapanya yang lembut dan yang sudah "mempertontonkan jiwa aslinya," begitu yang orang bilang di Jepang. Lambat laun, mereka mendekati Urashima, dan sang ketua gerombolan berandalan itu akhirnya mengulurkan kura-kura itu kepada Urashima.
"Baiklah, Ojisan, kami akan memberikan kura-kura ini kalau ojisan memberi kami uang!" Lalu Urashima menerima kura-kura itu dan menyerahkan uangnya kepada anak-anak itu, yang saling berteriak, berlarian pergi dan tak lama kemudian sudah menghilang dari sana.
lalu Urashima mengelus-elus si kura-kura sambil berkata:
-Bersambung :D
"Yang kau katakan itu benar," ujar Urashima, "tapi aku tak meminta kalian memberikannya untukku tanpa imbalan apa-apa. Aku akan memberi kalian uang sebagai pengganti kura-kura itu. Dengan kata lain, Ojisan (Paman) akan membelinya dari kalian. Bagaimana menurut kalian?" Lalu ditunjukkan uangnya pada anak-anak itu, uang yang teruntai pada tali yang terpasang melewati lubang kecil di tengah-tengah masing-masing koin uang itu. "Lihat ini, anak-anak, kalian bisa membeli apapun yang kalian suka dengan uang ini. Kalian bisa lebih bersenang-senang lagi dengan uang ini dari pada yang kalian lakukan sekarang pada kura-kura malang itu. Ayo tunjukan kalau kalian ini anak-anak yang baik dengan menuruti kata-kataku ini"
Anak-anak itu bukan anak-anak yang betul-betul nakal, mereka ini hanya iseng belaka, dan ketika Urashima berbicara, kata-katanya itu manjur dan anak-anak itu kemudian takluk oleh senyum tulus Urashima serta tutur sapanya yang lembut dan yang sudah "mempertontonkan jiwa aslinya," begitu yang orang bilang di Jepang. Lambat laun, mereka mendekati Urashima, dan sang ketua gerombolan berandalan itu akhirnya mengulurkan kura-kura itu kepada Urashima.
"Baiklah, Ojisan, kami akan memberikan kura-kura ini kalau ojisan memberi kami uang!" Lalu Urashima menerima kura-kura itu dan menyerahkan uangnya kepada anak-anak itu, yang saling berteriak, berlarian pergi dan tak lama kemudian sudah menghilang dari sana.
lalu Urashima mengelus-elus si kura-kura sambil berkata:
-Bersambung :D